Thursday, December 17, 2009

Isi Hati Seorang Curly Girl

Pernahkah kamu mencintai seseorang yang telah mempunyai posisi penting dalam hidup kamu?
Dalam arti dia bukanlah seseorang yang baru saja kamu kenal, atau baru saja bertemu di kampus baru.
Tetapi dia adalah seseorang yang telah lama mengisi hari-harimu dengan canda tawanya, kisahnya, bahkan tangisnya.


Sudah lama aku mengalami ini, sudah ratusan hari lamanya apabila kuhitung.
Aku menyadari itu.
Dia datang dalam pikiranku ketika aku baru membuka mataku di pagi hari.
Dia datang dalam pikiranku ketika aku akan memejamkan mataku, dan mengantarkanku ke alam mimpi yang begitu indah dan terkadang tidak masuk di akal.
Dia selalu ada SETIAP SAAT dalam pikiranku, kapanpun, dimanapun.
Tapi herannya aku tidak pernah lelah memikirkannya...


Kuakui aku telah jatuh hati padanya.
Salahkah aku?


Pada mulanya aku dengan lantang mengatakan pada diriku sendiri.
Kamu tidak mungkin mencintai dia.
Sebuah penyangkalan.
Penyangkalan yang membawa perasaan ini semakin lama semakin dalam, dalam, dan dalam hingga tidak dapat diukur lagi.
Percuma menyangkal cinta. Ia tidak akan kalah begitu saja.


Lalu sekarang apa yang bisa aku lakukan?
Sudah pasti, muncul lusinan bahkan ratusan pertanyaan.
Bagaimana perasaannya terhadapku?
Nah, muncullah pertanyaan yang mematikan itu, yang jawabannya kurasa hanya dia, malaikat, dan Tuhan yang tahu.


Sampai kapankah aku harus menahan perasaanku ini?
Sampai besok, lusa, minggu depan, bulan depan, atau tahun depan?
Harus berapa lamakah aku menahan mengatakan CINTA,
sedangkan mataku tidak bisa berhenti memancarkan CINTA?
Harus berapa lama aku menahan diri ketika aku sejujurnya kesal melihat ia dekat dengan seseorang yang lain?
Haruskah aku mengambil resiko dan mengatakan yang sejujurnya,
atau haruskah aku bertahan seperti ini supaya semuanya berjalan baik-baik saja?


Rasa ini begitu unik, tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.
Rasa yang tidak pernah sekalipun kurasakan kepada pujaan hatiku sebelum-sebelumnya.
Baru kali ini.
Ada seorang pria yang berhasil mencuri hatiku. Bahkan bisa dibilang dia tidak mencurinya, tetapi merampoknya.
Bayangkan saja.


Tetapi aku bersyukur, karena ia selalu ada untukku.
Terima kasih Tuhan...
Aku tahu Engkau telah menyiapkan saat itu.
Aku hanya harus bersabar...

No comments:

Post a Comment

 

Cenat Cenut Blog